Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, saat ini sudah memasuki masa periode UTS. Pada pertemuan tatap muka terakhir di mata kuliah Psikologi Belajar, bu Dina selaku dosen meminta pendapat mahasiswanya untuk menentukan metode apa yang digunakan untuk UTS mata kuliah Psikologi Belajar kali ini. Pilihan yang tersedia adalah via postingan blog (online), di kelas, atau lisan. Berdasarkan voting yang dilakukan saat itu, yang terpilih adalah via postingan blog (online). Saya sendiri senang metode yang terpilih adalah via postingan blog karena saya sendiri merasa pilihan tersebut adalah yang paling cocok dilakukan untuk mata kuliah ini yang didominasi oleh pemakaian teknologi sebagai sarana belajarnya. Namun, karena jaringan modem bu Dina sedang bermasalah maka alternatifnya adalah via email. Ada tiga soal yang akan dikirimkan. Soal pertama dikirim secara broadcast dari bu Dina ke seluruh peserta kelas dan masing - masing mahasiswa mengirim jawabannya secara pribadi ke email bu Dina yang kemudian akan dibalas kembali oleh bu Dina yang berisi skor dari jawabannya dan soal selanjutnya yang harus dijawab.
Secara pribadi, saya sendiri sangat menyukai metode UTS yang dilakukan via email ini. Rentang waktu 3 hari yang diberikan untuk menjawab keseluruhan soal yang diberikan juga kemudahan yang diberikan oleh bu Dina bagi para mahasiswanya meskipun masih banyak mahasiswa yang mengerjakan soal disaat - saat terakhir. Karena dapat menjawab soal dimana saja dan kapan saja serta dapat melihat teori dengan bantuan buku, mahasiswa dapat lebih bereksplorasi dengan jawabannya sehingga dapat menghasilkan jawaban yang mengesankan dan memperoleh nilai maksimal. Apalagi ketika selesai menjawab soal pertama, bu Dina akan membalas dengan memberitahu skor dari jawaban soal pertama dan memberi soal kedua untuk dijawab selanjutnya. Menurut saya, skor yang langsung diberitahu seperti itu amat sangat membantu dalam memaksimalkan effort mahasiswa ketika menjawab soal kedua. Misalnya ketika mendapat skor maksimal pada soal pertama, mahasiswa akan lebih bersemangat menjawab soal kedua agar mendapat skor maksimal juga. Begitu juga halnya ketika skor yang didapat tidak begitu memuaskan, mahasiswa akan semakin terpacu ketika menjawab soal kedua agar skor dari jawaban soal kedua nantinya bisa lebih bagus dari skor jawaban pertama untuk mendapat nilai yang bagus. Jika kegiatan ini dikaitkan dengan teori, saya mengaitkannya dengan teori operant conditioning -- Skinner. Stimulus dari bu Dina (dosen) berupa soal pertama yang diberikan dan langsung memberitahu skor jawaban dari soal pertama setelah mengirim jawabannya, dan kemudian respon mahasiswa menjadi bersemangat menjaawab soal - soal selanjutnya setelah melihat nilai yang ia dapatkan.