Tuesday, March 15, 2011

Pentingnya Tes Penjurusan

     Kalian tentu masih ingat ketika duduk di bangku kelas 1 SMA dulu dan akan naik ke kelas 2 kalian akan dibagi-bagi kelasnya sesuai dengan jurusan masing-masing. Umumnya ada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam menentukan jurusan apa yang akan diambil seorang murid, tentu harus dipikirkan matang-matang dan ditentukan oleh beberapa faktor yang mendukung seperti nilai-nilai pada mata pelajarannya dan hasil dari tes psikologi yang telah dijalaninya. Tes tersebut biasanya diberikan oleh sekolah atau jika tidak tersedia, anak tersebut dapat datang ke psikolog terdekat untuk menjalaninya.
     Perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut setiap individu untuk bisa menguasai dan memiliki kemampuan expert pada bidang-bidang khusus. Dibutuhkan basic kemampuan yang kuat untuk bisa menguasai bidang khusus tersebut. Hal ini dapat dimulai dari pemilihan jurusan yang tepat sesuai dengan potensi dan bakat siswa. Dengan melakukan evaluasi (human audit) dalam hal ini diharapkan sekolah mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan kesempatan belajar pada jurusan yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa.
      Pemilihan jurusan ini selain didasarkan oleh nilai-nilai mata pelajaran yang mendukung peminatan tertentu tetapi juga dari beberapa tes psikologi seperti tes intelegensi, tes kepribadian dan tes bakat minat.
     Dengan mempertimbangkan beberapa aspek sebelum menempatkan siswa pada satu peminatan tertentu diharapkan siswa berada dalam peminatan yang benar-benar sesuai dengan potensi dan minatnya sehingga potensi siswa akan teraktualitaasi secara optimal. Tidak hanya itu peminatan yang sesuai diharapkan dapat menjadi basic akademik yang menunjang pemilihan jurusan ketika kuliah atau jenis pekerjaan yang sesuai untuk siswa-siswa yang berorientasi kerja selepas SMU.

Sunday, March 6, 2011

My Cooking Hobby

     Salah satu hobi saya adalah masak! :D Terutama masakan ringan seperti pasta dan kue. Saya mau berbagi sedikit resep masakan saya (ngambil dari internet sih hehe). Resep masakan apa? Lasagna! Yang paling sering saya buat karena enak rasanya dan tidak terlalu susah.
Hampir jadi!

Voila!
          Foto yang paling atas itu real pict dari masakan saya sayangnya foto hasil jadinya terhapus jadi gak bisa diupload deh huhu terpaksa ambil dari google buat foto yang bawah.

Bahan Membuat Makanan Lasagna :
  • 125 gram lasagna
  • 2 sendok makan minyak zaitun
  • 750 ml air

Bahan Saus Tomat:
  • 1,5 buah bawang bombay, dicincang halus
  • 3 siung bawang putih, dicincang halus
  • 300 gram daging sapi giling
  • 300 gram tomat, diseduh, buang kulit dan bijinya
  • 4,5 sendok makan tomat pasta
  • 150 ml kaldu
  • 2 sendok teh garam
  • 3/4 sendok teh gula
  • 1,5 sendok teh merica bubuk
  • 1,5 sendok teh basil
  • 1,5 sendok teh oregano
  • 3 sendok makan minyak zaitun
Bahan Saus:
  • 3 sendok makan mentega
  • 3 sendok makan tepung terigu
  • 300 ml susu
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh garam
  • 50 gram keju cheddar, diparut
  • 1 butir telur

Cara Membuat Lasagna:
  1. Didihkan air, masukkan lasagna embar demi lembar. Tuang minyak zaitun sambil diaduk hingga matang, angkat, lalu dinginkan.
  2. Buat saus tomat: tumis bawang bombay dan bawang putih hingga layu. Masukkan daging giling sambil diaduk hingga berubah warna. Tambahkan tomat, pasta tomat, garam, merica, dan kaldu, lalu masak hingga mengering dan matang. Taburkan oregano dan basil, aduk, lalu dinginkan.
  3. Letakkan selembar lasagna rebus di dasar pinggan tahan panas yang telah dioles margarin. Tuang seperempat adonan, tumpuk dengan lasagna, demikian seterusnya hingga saus tomat habis. Terakhir, tutup lagi dengan selembar lasagna.
  4. Buat saus keju: panaskan mentega, masukkan tepung terigu sambil diaduk hingga mengental. Tuang susu, lalu aduk rata. Bumbui garam, merica dan setengah keju. Angkat dari api, lalu setelah dingin, masukkan telur, aduk rata.
  5. Tuang saus keju ke atas lasagna, taburi dengan sisa keju, lalu oven selama 40 menit dengan suhu 1600 Celsius.

Untuk: 4 porsi
Sumber : tabloid-nakita.com

Tuesday, March 1, 2011

Bagaimana Memberi Pertanyaan Yang Baik Pada Murid

     Sebagai seorang guru, terkadang mengajukan pertanyaan pada murid bisa dibilang hal yang sepele. Siapa bilang? Terkadang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru malah kurang mendapat respon dari murid. Malah pada banyak kejadian murid hanya diam saja tidak menjawab sehingga guru pun menjadi bingung apa sebenarnya murid tersebut sudah mengerti tapi tidak berani menjawab atau memang tidak tahu jawabannya. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengajukan pertanyaan di kelas?
     Berikut beberapa strategi efektif untuk menggunakan pertanyaan di kelas:
  1. Ajukan pertanyaan berbasis fakta sebagai entri untuk masuk ke pertanyaan berbasis pemikiran. Misalnya, dalam mengajarkan polusi lingkungan, guru bisa mengajukan pertanyaan berbasis fakta seperti, “Apa tiga jenis polusi lingkungan?” kemudian dia bisa melanjutkan dengan pertanyaan berbasis pemikiran: “Strategi apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketiga jenis polusi lingkungan itu?” Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan berbasis fakta, karena cenderung menghasilkan pembelajaran tanpa pemikiran mendalam. 
  2. Hindari pertanyaan dengan jawaban ya/tidak. Karena hanya digunakan sebagai pendahuluan untuk pertanyaan yang lebih mendalam. Mengajukan pertanyaan dengan jawaban singkat seperti “Apakah kalian setuju?” atau pertanyaan retoris seperti “Kalian pasti ingin membaca lebih banyak tentang pencemaran lingkungan, bukan?” bukanlah strategi mengajar yang baik. Jenis pertanyaan ini tidak menghasilkan respons yang bermakna dan tidak membuat mereka berinisiatif dalam belajar (Grossier, 1964).
  3. Beri waktu pada murid untuk memikirkan jawaban. Dalam satu studi, guru hanya mau menunggu rata-rata sedetik untuk meminta jawaban murid (Rowe, 1986). Menunggu 3 sampai 5 detik atau lebih mungkin tidak semudah yang kita bayangkan; kita butuh latihan. Tetapi murid Anda akan mendapat banyak manfaat jika diberi kesempatan memikirkan dan menyusun jawaban.
  4. Ajukan pertanyaan yang jelas, ada tujuannya, singkat dan runtut. Susun pertanyaan yang membuat murid harus mengikuti alur logika untuk menjawabnya dan mengintegrasikan pertanyaan itu dengan materi yang telah didiskusikan sebelum pindah ke topik lain (Grossier, 1964).
  5. Pantau bagaimana respons Anda terhadap jawaban murid. Apa yang harus Anda lakukan setelah murid menjawab pertanyaan Anda? Banyak guru yang hanya merespon “Oke,” atau “Baik” (Sadker & Sadker, 1986). Akan lebih baik jika responnya lebih dari itu. Beri tanggapan yang disesuaikan dengan level pengetahuan dan pemahaman murid.
  6. Ketahuilah kapan sebaiknya mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelas dan kapan pertanyaan untuk seorang murid. Bertanya kepada murid tertentu berarti murid lain tidak harus menjawab. Beberapa alasan untuk mengajukan pertanyaan kepada murid tertentu adalah (Grossier, 1964): (1) untuk menarik perhatian murid yang tidak memerhatikan pelajaran; (2) untuk mengajukan pertanyaan lanjutan dari seseorang yang baru saja menjawab; (3)  untuk mengajak seorang murid yang jarang menjawab pertanyaan saat diajukan pertanyaan seluruh kelas. Jangan biarkan sekelompok kecil murid mendominasi jawaban. Salah satu strategi untuk memberi kesempatan yang sama bagi semua murid untuk menjawab adalah memanggil nama murid dari daftar absen dan nama yang dipanggil itu diminta untuk menjawab pertanyaan (Weinstein & Mignano, 1997).
  7. Dorong murid untuk mengajukan pertanyaan. Puji mereka jika mereka bisa mengajukan pertanyaan yang baik. Tanyakan kepada mereka “Bagaimana?” dan “Mengapa?” dan dorong mereka untuk mengajukan pertanyaan “Bagaimana?” dan “Mengapa?”

Daftar Pustaka

Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta