Tuesday, February 22, 2011

Testimoni Mengenai Upin dan Ipin


Upin & Ipin The Movies

Pemain                :  Nur Fathiah Amir Izwan, Balqis, Kee Yong Pin, Kannan
Naskah                :  Muhammad Anas b Abdul Aziz
Studio                 :  Les' Copaque Production
Genre                   AnimationFamilyAsian
Durasi                 :  95 menit

     Film animasi ini menceritakan tentang petualangan Upin dan Ipin bersama temannya. Minggu lalu, pada kuliah psikologi pendidikan materi kami menonton film Upin dan Ipin ini. Agak geli awalnya, karena kuliah kok malah nonton film kartun.
     Pada awalnya kami disuguhi behind the scenes dari pembuatan film Upin dan Ipin ini. Saya kagum sekali karena ternyata begitu rumitnya pembuatan kartun Upin dan Ipin ini. Mulai dari pembuatan animasi 3D di komputer, pencarian setting latar yang harus tepat sampai benar-benar diukur sesuai dengan hutan aslinya agar mendapatkan view yang bagus, sampai kegiatan para dubber ketika mendubbing karakter masing-masing. Lucunya, para dubber ini ketika mendubbing suara kartunnya bertingkah sesuai dengan ekspresi si kartun itu sendiri sehingga membuat penonton tertawa ketika menontonnya. Pembuatan animasi yang begitu rumit tersebut tidak menjadi sia-sia karena Upin dan Ipin tersebut kini sudah terkenal dan dikenal berbagai kalangan.
     Dari ceritanya sendiri, saya rasa cukup menarik. Dari awal cerita sudah disajikan lelucon-lelucon yang yah walaupun sedikit garing sih tapi boleh lah. Tapi ketika sampai di tengah film agak sedikit membosankan. Saya dan teman-teman sudah mulai menguap-nguap. Alurnya terlalu datar sehingga jadi sedikit membosankan. Overall, film ini cukup bagus untuk ditonton keluarga terutama untuk anak-anak film ini termasuk film yang mendidik dan reccommended untuk ditonton anak-anak.





Tuesday, February 15, 2011

Bagaimana Pendapat Kelompok Anda Tentang Kewajiban Mahasiswa/i Memiliki E-mail Dan Membuat Blog?

KELOMPOK 5

Dewasa ini, proses pembelajaran masih di dominasi oleh pengajar dan anak didik tidak diberikan akses berkembang secara mandiri melalui proses pemikirannya. Suasana kelas cenderung teacher-centered yang mengakibatkan kepasifan. Itu terjadi karena pendidik tidak memiliki alat praktek. Di zaman yg modern ini pengetahuaan tidak hanya kita dapat dari text book, dari buku-buku yang isinya hanya menurut para ahli, tetapi kita juga perlu tahu apa pendapat teman teman kita tentang materi pembelajaran. Dale Schunk melakukan riset yang self efficancy, yaitu keinginan untuk menguasai situasi dan menghasilkan situasi yang positif (Dale Schunk 2001, Schunk & Etmer, 2000). Keahlian komunikasi diperlukan untuk menterjemahkan apa yang ada dipikiran anak didik tersebut agar bisa didiskusikan dan diaplikasikan.
Lalu inti dari membuat email dan blog ini agar pendapat, ide danaspirasi kita bukan hanya di dengar teman teman ataupun dosen ygmengajar, tetapi dapat juga dibaca oleh masyarakat luas. Blog sangat membantu kita dalam proses belajar. Gunanya apa? Sejak di bangku kuliah gini, kita sudah di didik dan diajarkan untuk bagaimana menyampaikan aspirasi terhadap masyarakat luas dan juga menghargai juga aspirasi aspirasi orang lain yg ada  di blog tu. Dengan konsep belajar seperti ini cukup efektif untuk menambah wawasan murid.

Kalau soal e-mailitu sangat bagus untuk menghemat penggunaan kertas dan lebih efisien karena bisa diterima kapan saja dan juga waktu pengumpulannya tidak harus bertemu dosen yang terkadang susah untuk dicari. Di medan ini masih jarang menerapkan hal ini, guru guru masibanyak yang belum aware tentang teknologimereka masih beranggapan itu merepotkan mereka.


DAFTAR  PUSTAKA
DR. Munir, M.IT. 2008. Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan 2nd ed. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Trianto, M.Pd. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Wednesday, February 9, 2011

Menggunakan Internet di Sekolah

     Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses seluruh murid. Dewasa ini, sudah banyak sekolah-sekolah yang menyediakan layanan internet di lingkungan sekolah untuk membantu murid dalam belajar. Bahkan ada sekolah yang menyediakan fasilitas wireless fidelity (wifi) sehingga murid dapat mengakses internet dimana saja selama masih di lingkungan sekolah menggunakan alat elektronik yang mempunyai koneksi wifi. Sungguh kemajuan teknologi yang pesat. Akan tetapi apakah dengan penggunaan teknologi di sekolah seperti ini tidak akan menimbulkan kesenjangan sosial yan membedakan antara si miskin dan si kaya?
     Dalam sebuah studi oleh National Association of AEducational Progress, hampir sepertiga dari murid berkilit putih memiliki komputer sendiri, sedangkan murid Latino dan Afrika Amerika hanya sebesar seperlima (Sutton, 1991). 
    Berikut ini beberapa rekomendasi untuk mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer (Gipson, 1997; Sheffield, 1997):
  • Saring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender, kultural, dan etnis.
  • Gunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender, etnis, dan kultural.
  • Beri murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif di dalam kehidupan dan karir mereka.
  • Bicaralah dengan oang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer di rumah. Cari cara bagaimana agen pemerintah dan komunitas dapat membantu pendanaan untuk membeli komputer untuk murid Anda yang berasal dari keluarga miskin.
     Pada dasarnya, penggunaan komputer dan internet di sekolah itu baik karena tujuannya untuk membantu murid dalam proses belajar. Akan lebih baik jika sekolah tersebut memiliki fasilitas komputer-komputer yang mencukupi untuk digunakan para murid paling tidak minimal sejumlah murid dalam satu kelas sehingga murid yang tidak mempunyai komputer tidak perlu minder dan kesenjangan sosial bisa sedikit diatasi.


Daftar Pustaka

Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Tuesday, February 1, 2011

Komitmen dan Motivasi Bagi Guru (Tugas 1)

Mengapa komitmen dan motivasi begitu penting untuk dimiliki oleh seorang guru?

          Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka. Dalam melakukan setiap pekerjaan, orang mudah berperilaku negatif. Semangat yang menggebu pada awal masa kerja bisa jadi berubah menjadi kejemuan. Guru yang efektif juga punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka. Komitmen dapat diraih melalui beberapa aktivitas, antara lain membangun arti penting tugas yang menjadi tanggung jawab, menyederhanakan berbagai tugas yang rumit, dan berorientasi terhadap penyelesaian tugas. Tugas guru salah satunya adalah mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar siswa. Tugas pengarahan dan bimbingan tersebut dapat terwujud, jika di dalam diri guru tersebut ada motivasi dan komitmen untuk melakukannya. 

Daftar Pustaka
Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta